16.4 C
New York
Kamis, September 11, 2025

Buy now

spot_img

Putri Kim Jong Un Tampil di Panggung Dunia, Calon Pemimpin Baru Korut?

mditv.id – Ketika Kim Jong Un pertama kali memperkenalkan putrinya ke publik pada November 2022, banyak yang menilai langkah itu sebagai upaya membangun citra dirinya sebagai sosok ayah sekaligus kepala keluarga. Putrinya, yang diyakini bernama Kim Ju Ae, kala itu tampak mengenakan jaket putih sambil mendampingi ayahnya menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua. Saat itu belum terlihat tanda bahwa ia sedang dipersiapkan sebagai penerus kekuasaan Korea Utara.

Namun, dalam waktu kurang dari tiga tahun, situasinya berubah drastis. Kini, Kim Ju Ae yang berusia sekitar 12–13 tahun telah mendampingi ayahnya dalam agenda internasional penting, termasuk kunjungan ke Beijing untuk menghadiri parade militer sekaligus bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Peristiwa ini menimbulkan spekulasi bahwa ia bisa jadi tengah dipersiapkan sebagai calon penerus dinasti Kim.

Menurut Ahn Yinhay, profesor hubungan internasional di Universitas Korea, ini adalah momen penting karena merupakan pertama kalinya Kim Ju Ae diketahui melakukan perjalanan ke luar negeri. Meski awalnya banyak pengamat skeptis seorang perempuan dapat menjadi pemimpin di Korea Utara yang kental dengan nilai patriarki, langkah tersebut menandai kemungkinan baru. Bahkan, media pemerintah pada Maret 2025 mulai menyebutnya sebagai “tokoh panutan,” gelar yang biasanya hanya diberikan pada pemimpin senior rezim.

Kim Ju Ae sebelumnya beberapa kali tampil bersama ayahnya saat memberikan arahan di fasilitas industri, markas militer, hingga latihan tempur. Informasi mengenai dirinya memang sangat terbatas. Laporan Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) menyebutkan bahwa ia memiliki hobi berkuda, bermain ski, dan berenang. Pada awal 2024, NIS bahkan menyatakan bahwa ia kemungkinan besar diproyeksikan sebagai penerus Kim Jong Un, meski kepastian itu masih samar.

Meski demikian, sejumlah analis masih meragukan kemungkinan tersebut. Toshimitsu Shigemura, profesor di Universitas Waseda Tokyo, menilai budaya Konfusianisme yang kuat akan menjadi penghalang besar bagi seorang perempuan untuk memimpin. Selain itu, para elite militer Korea Utara diyakini sulit menerima perintah dari seorang pemimpin perempuan.

Shigemura juga menyebut bahwa kehadiran Ju Ae di sisi ayahnya mungkin lebih sebagai strategi politik, baik untuk memperlihatkan sisi kebapakan Kim Jong Un maupun untuk mengurangi ancaman serangan dari luar. Namun jika suatu saat ia benar-benar mewarisi kekuasaan, Ju Ae akan menghadapi tantangan besar berupa persaingan politik dan penolakan dari kalangan militer.

Kendati demikian, sebagian pihak menilai jika berhasil naik takhta, Kim Ju Ae berpotensi tampil berbeda dari ayahnya. Ada kemungkinan ia akan menjadi pemimpin yang lebih lembut, meski tetap ditempa dengan gaya kepemimpinan keras khas dinasti Kim.***

Sumber : news.detik.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles